Kamis, 10 November 2016

Kisah nenek Ki Hajar Dewantara wanita tangguh yang memimpin perang

Kisah nenek Ki Hajar Dewantara, wanita tangguh yang memimpin perang


Cara Hemat Pererat Pertemanan dengan JalanJalan Mungkin saja anda telah akrab dengan nama Ki Hajar Dewantara, tetapi tak dengan sosok pahlawan nasional wanita yang satu ini. Beliau yaitu Nyi Ageng Serang yang tidak lain yaitu nenek dari Ki Hajar Dewantara. Nyi Ageng Serang lahir dengan nama asli Raden Ajeng (RA) Kustiyah Wulaningsih Retno Edhi. Beliau yaitu putri dari Pangeran Natapraja yang tidak lain yaitu seseorang penguasa daerah Serang, Jawa Tengah. Terkecuali penguasa, Pangeran Natapraja juga adalah seseorang Panglima Perang Sultan Hamengku Buwono I. Wanita kelahiran Serang itu juga adalah satu diantara keturunan dari Sunan Kalijaga. Beliau juga memiliki seseorang cucu yang nantinya bakal jadi seseorang pahlawan, yaitu R. M. Soewardi Surjaningrat atau yang lebih di kenal dengan nama Ki Hajar Dewantara. Tidak sama dengan umumnya wanita di jamannya yang ditata oleh kebiasaan rutinitas yang kuat, Nyi Ageng Serang nyatanya rajin ikuti latihanlatihan kemiliteran serta siasat perang berbarengan dengan beberapa prajurit pria. Beliau juga kerap turut sang bapak untuk turun ke medan perang melawan penjajah. Hingga pada akhirnya sesudah ayahnya meninggal dunia, beliau lalu diangkat menukar kedudukan sang bapak sebagai penguasa Serang serta di beri gelar Nyi Ageng Serang. Di saat kepemimpinannya, banyak rakyat yang alami kelaparan serta kesengsaraan akibat tingkah dari penjajah Belanda. Beliau juga memberi pertolongan dengan membagibagikan makanan. Diluar itu, beliau juga lakukan perlawanan fisik untuk mengusir pasukan Belanda dari tanah kelahirannya itu. Saat Perang Diponegoro meletus pada th. 1825, Nyi Ageng Serang berbarengan pasukan yang setia pada ayahnya turut berperang berbarengan Pangeran Diponegoro serta menantunya Raden Mas (R. M.) PakPak. Lantaran usianya yang sangatlah tua yaitu 73 th., Nyi Ageng memimpin pasukannya dari atas tandu. Sesudah tiga th. bertempur berbarengan Pangeran Diponegoro, Nyi Ageng Serang pada akhirnya terasa tak kuat lagi melawan penjajah lantaran kemampuan fisiknya yang makin lemas. Beliau mundur dari peperangan serta pasukan yang di pimpin lalu di ambil alih oleh Raden Mas PakPak. Nyi Ageng Serang hembuskan nafas terakhirnya pada th. 1828 waktu usianya mencapai angka 76 th.. Waktu tutup umur, beliau meninggalkan Serang sebagai daerah merdeka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar