Sabtu, 05 November 2016

Kecerdasan seseorang diukur dari tes IQ benar nggak sih

Kecerdasan seseorang diukur dari tes IQ, benar nggak sih?


Cara Hemat Pererat Pertemanan dengan JalanJalan Tentu diantara anda ada yang telah pernah ikuti rangkaian tes untuk tahu nilai IQ? Apa sih sesungguhnya rencana IQ itu? Benarkah nilai IQ begitu memastikan tingkat kecerdasan seorang? Simak penuturannya berikut ini yuk! IQ (Intelligence Quotient) atau nilai kecerdasan seorang. Rencana ini sesungguhnya telah ada mulai sejak akhir era 19, kirakira di th. 1890an. Ilmuwan yang pertama kalinya mencetuskannya yaitu Francis Galton yang tidak lain yaitu sepupunya Charles Darwin, Ayah Evolusi.


Berlandaskan teori Darwin tentang rencana survival dari individu dalam satu spesies, yang dikarenakan oleh kelebihan sifatsifat spesifik dari individu yang di turunkan dari orang-tua masingmasing, Galton membuat satu tes yang gagasannya mengukur intelegensi dari segi kegesitan serta refleks otototot dari manusia. Baru dimuka era 20, Alfred Binet seseorang psikolog dari Perancis meningkatkan alat ukur intelegensi manusia yang mulai digunakan oleh orangorang. Dari alat ukur ciptaan Binet ini, pada akhirnya berkembanglah alatalat ukur IQ hingga yang kita kenal serta gunakan saat ini. Nah, garagara orang mulai sadar dengan utamanya intelegensi serta tes yang dikerjakan beberapa pakar psikologi pada akhirnya mempelajari serta bikin hipotesis mengenai kecerdasan. Sangat banyak yang pada akhirnya nampak dengan pendapat tidak samabeda, masingmasing dengan bukti yang dikira kuat oleh masingmasing pihak. Ada yang berasumsi kalau kecerdasan yaitu rencana tunggal yang diberi nama aspek G (General Intelligence). Ada pula yang berasumsi kecerdasan itu pada dasarnya terdiri jadi dua jenis set kekuatan, yakni fluid (Gf) serta crystallized (Gc). Beragam jenis tes kecerdasan di buat merujuk ke pandanganpandangan ini selama era ke 20. Namun yang tengah jadi trend saat ini namanya multiple intelligence, atau kecerdasan berganda yang dicetuskan oleh Howard Gardner di th. 1983. Gardner mengatakan kalau kecerdasan manusia bukanlah adalah satu rencana tunggal atau berbentuk umum, tetapi adalah setset kekuatan yang khusus serta sejumlah kian lebih satu, yang semua adalah manfaat dari bagianbagian dari otak yang terpisah, dan adalah hasil dari evolusi manusia sepanjang jutaan th.. Gardner awalannya membagi kecerdasan manusia jadi delapan kelompok yakni : a. Musik ritme serta serasi b. Visual spasial c. Verbal linguistik d. Logika matematik e. Badan kinestetik f Intrapersonal g. Interpersonal h. Naturalistik. Nah, seiring waktu berjalan, pada akhirnya Gardner memberikanlagi segi kecerdasan kesembilan yakni Existential yang meliputi segi spiritual serta transendental. Meskipun popular, teori ini memperoleh banyak kritik lantaran kurangnya bukti empiris. Oleh karenanya, hingga saat ini beberapa pakar belum temukan satu perjanjian dalam mendefinisikan apakah itu kecerdasan, diukur memakai alat apa, dan apa makna dari score kecerdasan seorang. Maka dari itu saat ini beberapa praktisi pengetahuan psikologi, pendidik, sekolah, serta sebagian negara maju telah tidak lagi memakai arti 'tes IQ'. Mereka menyebutnya test spesifik seperti tes kekuatan akademik, tes kecerdasan verbal dsb. Masalah diatas bikin satu kesan untuk kelompok umum nonakademik memikirkan kalau kekuatan fikiran belum pasti bikin seorang jadi tampak cerdas serta adaptif dalam bertingkah laris. Walau sebenarnya tadi diatas telah dijelaskan kalau kecerdasan itu pada dasarnya yaitu kekuatan yang bikin manusia adaptif sebagai individu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar